Title:
Holidays in Indonesia –Prolog-
Type: Multichapter
Author: Liken yang polos –ditembak basoka-
Cast: Yabu Kota, Takaki Yuuya, Inoo Kei,
Yaotome Hikaru, Arioka Daiki, Okamoto Keito, Nakajima Yuto, Morimoto
Ryutaro
Genre: Comedy failed
Rating: SU
Disclaimer: Sepuluh tahun lagi, Ryutaro
akan menjadi suami saya –dibakar fansu-
A/N: Pasti heran kenapa YamaChii nggak
ikutan maen. Makanya baca aja –maksa-. Douzooo ~~
Di sebuah tempat, dimana ada seorang anak
manusia yang sedang duduk bersantai di pinggir danau toba dengan
tenangnya. Menutup wajah dengan topi kemudian menyalakan radio di sebelahnya.
Dia sedang mendengar lagu Kokoro no Tomo –lagu jadul yang ngetrend-. Tiba-tiba sebuah benda di sampingnya bergetar
sehingga membuatnya terkaget dengan ketenangannya.
“Yabaiii berat skali ini mah.” Katanya
sambil memutar benda tersebut.
“Haduh dudul ini pancingannya kekecilan.
Pasti ikan yang gue dapat gede nih.” Katanya lagi sambil tersenyum lebar.
Karena terlalu berat, akhirnya dia
mengaitkan kaki kirinya di sebuah pohon di sampingnya yang tidak jauh itu.
“Alamak ikan apaan sih nih kok berat
banget. Perasaan waktu gue gendong paus aja kagak seberat ini.” Katanya yang
kini sudah berkeringat hebat.
5 menit kemudian.
“Buju buneng capek gue nih ama nih kaitan.
Mana sepi lagi kagak ada orang.” Katanya yang sambil mengelap keringatnya itu.
Kini dia sudah sangat basah akibat
keringatnya sendiri. Pancingan yang di tariknya itu belum juga berhasil
menampakkan bentuk ikan yang di dapatnya.
“WOOYYY TASUKETEE!!” Teriaknya
“Siaaalll gak ada orang lagi nih.” Katanya
lirih
Tiba-tiba muncul seorang makhluk
mendekatinya. Orang yang sudah sangat di kenalinya. Dia tersenyum lega dan
melambaikan tangannya pada malaikat yang mendatanginya itu. Malaikat bergingsul
itu berlari menuju pria malang yang sedaritadi tersesat di pinggiran danau
karena pancingannya yang abal-abal itu.
“Ternyata lu disini Inoo-chan. Gue daritadi
nyariin lu tau. ” Kata manusia bergingsul itu.
“Bacot lu bantuin gue skarang.” Kata pria
berkulit putih pucat yang bernama Inoo itu yang sudah sedari tadi berusaha
menarik pancingannya namun hasilnya nihil.
“Bantuin apaan No?” tanya si gingsul polos.
“Angkat pancingan gue. Susah banget
daritadi kagak mau nih gue angkat.” Kata Inoo.
“Lu oon sih. Mungkin ikan lu nyangkut di
dalam.” Ucap si gingsul innocent
“Masa sih? Kalo gitu lu nyelam dulu deh
ngecek ikannya nyangkut dimana.” Balas Inoo tak kalah polosnya.
PLETAKK!
Sebuah jitakan mendarat di kepala Inoo.
“Areee ittai!!” kata Inoo meringis sambil
mengelus kepalnya.
“Sudahlah abaikan saja ikan di dalam situ.
Percuma lu mancing ikan di danau ini. Dan asal lu tau yee di danau ini Cuma ada
buaya kagak ada ikannya. Mungkin yang di pancingan lu itu buaya.” Kata si
gingsul menakuti Inoo.
“Ah masa? Jangan nakutin dong. Kalo emang
buaya, pasti udah naek daritadi.” Inoo mulai ketakutan.
“Ahelaaah buaya zaman skarang doyannya
berendam dulu. Kalo udah, baru mereka muncul kagak pernah search di google sih
lu.” Kata si gingsul
“Yasudah kalo gitu kita pergi saja sebelum
buayanya muncul. Gue belom mau mati nih.” Inoo meremas lengan si gingsul.
“Lu tolol sih. Masa mahasiswa meiji bisa
setolol lu.” Si gingsul mulai mengolok Inoo
“Kampreett lu Hika ngatain gue tolol. Udah
yuk cabut.” Balas Inoo sambil berjalan meninggalkan tempat itu.
“Hei radiomu ketinggalan.” Kata pria gingsul bernama Hika itu sambil mengangkat radio.
“Hei radiomu ketinggalan.” Kata pria gingsul bernama Hika itu sambil mengangkat radio.
“Bukan punya gue. Lagian mana mau gue
denger radio trus lagunya diulang-ulang yang itu mulu (Kokoro no Tomo). Mungkin
radio keramat kali.” Ucap Inoo yang membuat Hika ngeri.
“Hiii sialan lu. Udah yuk cabut.” Kata Hika
melempar radio itu masuk ke dalam danau tersebut kemudian mereka berdua pergi
meninggalkan danau tersebut.
Di sebuah taman yang sejuk, ada dua orang
pria lain yang sedang bermesraan duduk sambil menikmati teh hijau hangat
mereka.
“Takaki-san, disini benar-benar seperti
surga ya. Hmm,” kata seorang pria tinggi kurus namun tampan kepada pria di sampingnya yang bernama Takaki
itu.
“Iya Yabu-kun, sangat menyenangkan bila
kita bisa bersantai seperti ini setiap hari.” Kata Takaki sambil meneguk
tehnya.
“Benar-benar surga.” Katanya Yabu.
“Iya surga.” Balas Takaki
“Ini adalah surga dunia.” Kata Yabu lagi.
“Iya surga dunia.” Balas Takaki lagi.
“Hmm..”
“Hmmm…”
“Eh lu ikutin gue mulu. Yang kreatip
napah.” Kata Yabu marah karena daritadi Takaki mengikuti kata-katanya.
“Yee siapa yang ikutin elu.” Kata Takaki
membantah.
“Ah yasudah mari kita nikmati teh sore
ini.” Kata Yabu sambil mengangkat cangkir tehnya.
“Cheers?”
“Cheerss…” Balas Takaki.
Ketika sedang santainya, muncul kedua
makhluk.
“Woy ngapain disini?” kata Hika mengagetkan
mereka.
“Ahelaaah ganggu banget orang lagi pacaran
santai aja. Mau gabung?” Kata Yabu menawarkan.
“Hmm bolehlah.” Kata Inoo mengambil tempat.
“Eh tau gak masa tadi Inoo-chan mancing
di—“ belum lagi selesai, wajah tampan Hika di muncratin teh panas dari
dalam mulut Inoo.
“Maaf sob, kagak sengaja.” Kata Inoo sambil
memasang wajah tanda ancaman pada Hika.
“Sab sob sab sob.” Hika monyong dan menyeka
mukanya yang basah itu.
Tiba-tiba datang seorang kakek tua berambut
putih, berjanggut pirang emas, gigi emas, berkacamata kuda, dan tentunya sudah
bau tanah. Kakek itu berjalan mendekati keempat pria yang sedang bersantai di
halaman belakang kantor agensinya itu.
“EHEMM!” kata Kakek tua itu berdehem di
belakang mereka.
“Suara siapa sih itu kok aneh yaa.” Kata
Hika
“Kedengarannya udah gak asing lagi sih.”
Ucap Inoo lagi.
“EHHEEMM!” Kakek itu berdehem lagi.
“Loh dia “EHEM” lagi.” Kata Yabu.
“Kok suaranya
mirip Kitagawa-sama ya?” Kata Takaki yang mulai mendapat firasat buruk.
“Bukan. Paling
itu suaranya Ryutaro yang niruin. Dia kan paling demen niruin suaranya Kakek
Tua Bangka itu.” Jawab Inoo santai.
Tiba-tiba………..
PLETAKK!
PLETAKK! PLETAKK PLETAKK!
Empat jitakan
mendarat sempurna di kepala empat pria tersebut.
“ITTAIII” ucap
keempat pria tersebut bersamaan.
“Siapa yang
bilang saya Kakek Tua Bangka tadi?
Mereka pun
menoleh ke belakang. Didapatnya seorang Kakek tua yang sedang berdiri sambil
menaruh kedua tangannya di pinggang.
“Ah anouuu…”
kata Inoo gugup.
“Kamu ya
Inoo-sama?” kata Kakek Tua itu. Inoo hanya mengangguk pelan dan ketakutan. Dia
takut di pecat karena sudah melecehkan nama dari seorang pemimpin agensi yang
dia huni ini, Johnny Kitagawa.
“Baguslah kau
jujur nak. Karena memang aku sudah tua hiks.” Kakek itu berpura-pura menangis.
Mereka berempat
saling bertukar pandangan dengan wajah heran. Tidak di sangka, si Kakek itu
menangsi di hadapan mereka.
“Nakanaide
Kitagawa-sama.” Kata Yabu
“Sebenarnya aku
kesini cuma untuk memberikan tiket untuk keberangkatan kalian.”
“HEH??” ucap
mereka bermpat kaget
“Iya. Kalian
akan aku berangkatkan kesebuah negara yang sangat indah.”
“Negara apa?”
Tanya Hika sambil bersemangat.
“Indonesia.”
Jawab Kitagawa.
“Indonesia?
Indonesia itu dimana ya?” tanya Inoo polos.
“Ih oon, lu di
kampus kagak belajar geografi ya?” Hika geram karena seorang Inoo yang di kenal
sangat pintar ini ternyata tidak tahu letak negara Indonesia.
“Kagak tuh.”
Balas Inoo polos.
“Hoo gue ingat,
Indonesia itu yang dulu pernah dijajah negara kita kan?” kata Takaki.
“BETUL!” kata
Kitagawa kesenangan yang reflek langsung memeluk Takaki.
“Hei lepasin
dong gue kagak doyan sama orang tua.” Kata Takaki sambil melepaskan pelukannya.
“Iyee gue juga
kagak doyan cowok muka preman kayak elu.” Balas Kitagawa.
‘Wah ngeledek
nih orang. Pengen banget gue kubur dia skarang’ kata Takaki dalam hati.
“Yasudah cepat
sebarkan tiket ini pada yang lain.” Kata Kitagawa sambil memberikan tiket itu.
“Kok Cuma
delapan?” Tanya Yabu sambil menghitung tiket yang di berikan Kitagawa.
“Yamada dan
Chinen jangan di kasih. Mereka belum bisa bersenang-senang untuk saat ini
karena masih ada pekerjaan yang harus mereka lakukan.” Kata Kitagawa.
“Kasihan sekali
mereka berdua.” Kata Inoo.
“Yasudah kalau
begitu saya pergi dulu.” Si pemilik agensi pergi meniggalkan mereka berempat.
Mereka pun ikut
meninggalkan taman belakang tersebut menuju ke ruangan mereka, Hey!Say!JUMP.
Di dalam
ruangan, hanya ada empat anggota. Daiki, Ryutaro, Keito, dan Yuto.
……….
“TIKET KE
INDONESIA? YATTAAAA!!” kata mereka berempat bersemangat.
“Tapi tanpa
Yama-chan dan Chii-chan.” Lanjut Yabu.
“Loh kok gitu?”
Tanya Yuto.
“Katanya mereka
masih ada pemotretan, rekaman, dan sebagainya.” Lanjutnya lagi.
“Hahahaha
kasihan sekali mereka berdua.” Tawa Daiki.
Tiba-tiba
masuklah kedua manusia yang sedang hot dibicarakan tersebut.
“Hueeeeehh aku
juga mau ikutan ke Indonesia.” Terdengar suara tangis seorang bayi bocah
bergigi kelinci tersebut.
“Yang sabar ya.
Nanti kalian bisa nyusul kok tapi kagak geratiisss.” Ucap si bungsu bermata
bulat tersebut sambil tersenyum nakal.
“Kalian semoga
hepi ya disana.” Kata si gembul berpipi bulat itu yang terlihat sangat sedih.
“Sudah pasti
hepi dong. Indonesia kan surga dunia bukan neraka dunia kayak tempat ini
hahahaha.” Kata Daiki tertawa lebar.
“Hueeeee tega
cekaliii huks.” Si gigi kelinci menangis.
“Yang sabar aja
Chii, mereka bukan mau berperang tapi berlibur jadi jangan bersedih begitu.”
Kata pipi gembul menenangkan.
“GUE SEDIH DONGO
GARA-GARA GUE MA ELU KAGAK DIAJAK.” Kata gigi kelinci itu marah.
“Iya gue juga
sedih Chii huks.” si Pipi gembul juga menangis.
“HAHAHAHAHAHAHAAHAHAHA
CACIAAAAANN DEH LU.” Daiki dan Ryutaro tertawa terbahak-bahak sedangkan yang
lain hanya tertawa pelan. Yamada dan Chinen malah menangis menjadi-jadi sambil
berpelukan.
……………….. –Hari
Keberangkatan-……………...
“Kalian nanti
disana akan menginap di sebuah rumah mewah yang pokoknya komplit deh jadi gak
usah khawatir.” Kata Kitagawa-sama.
Sepasang tangan
kedelapan anak itupun menadah di depan Kitagawa.
“Apa maksudnya
ini?” Katanya heran.
“MINTA UANG
JAJAN!!” kata mereka berempat kompak.
“Hoo gampaaang.”
Kata Kitagawa sambil mengeluarkan delapan ban uang untuk di berikan pada mereka
berdelapan.
“ARIGATOU
GOZAIMASU” kata mereka sambil membungkuk.
“Yasudah.
Hati-hati ya disana. Nanti ada seseorang yang menjemput kalian. Dia seorang
wanita muda yang masih bersekolah berambut pendek sebahu, matanya sipit,
memakai behel, tingginya seperti
Ryutaro.” Kata Kitagawa menjelaskan.
“Ano mau tanya
kenapa tiba-tiba Anda berbaik hati memberikan Holidays ini pada Kami?” tanya
Yabu.
“Karena aku
pernah melihat Hikaru yang sedang tidur lalu mengigau ingin pergi ke Indonesia
kemudian melihat iklan di TV ‘Visit Indonesia 2010’ makanya Saya langsung
berpikiran untuk memberi liburan ini pada kalian.” Kata Kitagawa lagi.
“Dan bagus Anda
menahan YamaChii untuk tidak ikut. Itu bisa mengurangi beban kami.” Kata Daiki
ceria.
“Ini karena
permintaan dari Nakayama Yuma karena dia ingin membuat pesta untuk mereka
bertiga makanya aku menurut saja.” Kata si Kakek menangguk-angguk.
“Hahaha baguslah
aku sangat senang mendengarnya.” Kata Daiki lagi tersenyum lebar.
“Yasudah itu
pesawatnya sudah mau berangkat. Kita berjumpa sebulan lagi ya. SAYONARA!!” kata
Kitagawa sambil melambai-lambai.
Akhirnya
kedelapan pria itu memasuki pesawat.
Yabu duduk
dengan Takaki, Hika dengan Inoo, Daiki dengan Ryutaro, dan Yuto dengan Keito
(mau aja nih author).
“Huwaaaa pasti
penggemar kita di Indonesia banyak juga.” Kata Daiki yang mulai mengkhayal di
gerubungin para penggemarnya.
“Dasar tukang
ngigo.” Kata Ryutaro kesal.
“Hika, igauanmu
itu bawa keberuntungan ya. Dan akhirnya kita di kasih liburan juga.”Kata Inoo
sambil bersandar di kursi.
“HIKARUUUU.”
Kata Hika bangga dan ikut bersandar di kursinya.
Pesawat mereka
pun terbang menuju INDONESIA <3
Huaaaaa Chapter
1 nanti author muncul. Yihaaaaaa yang mau muncul juga boleh kok. Di komen aja
ya tapi maaf kalo bagiannya Cuma dikit hehehe. Sanchuu udah baca :* -lempar
ciuman kuda-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar