Leave your Comments

Sabtu, 28 Agustus 2010

Fanfics gembel - Prolog


 Title: Holidays in Indonesia –Prolog-
Type: Multichapter
Author: Liken yang polos –ditembak basoka-
Cast: Yabu Kota, Takaki Yuuya,  Inoo Kei,  Yaotome Hikaru, Arioka Daiki, Okamoto Keito, Nakajima Yuto, Morimoto Ryutaro
Genre: Comedy failed
Rating: SU
Disclaimer: Sepuluh tahun lagi, Ryutaro akan menjadi suami saya –dibakar fansu-
A/N: Pasti heran kenapa YamaChii nggak ikutan maen. Makanya baca aja –maksa-. Douzooo ~~

Di sebuah tempat, dimana ada seorang anak manusia yang sedang duduk bersantai di pinggir danau toba dengan tenangnya. Menutup wajah dengan topi kemudian menyalakan radio di sebelahnya. Dia sedang mendengar lagu Kokoro no Tomo –lagu jadul yang ngetrend-.  Tiba-tiba sebuah benda di sampingnya bergetar sehingga membuatnya terkaget dengan ketenangannya.
“Yabaiii berat skali ini mah.” Katanya sambil memutar benda tersebut.
“Haduh dudul ini pancingannya kekecilan. Pasti ikan yang gue dapat gede nih.” Katanya lagi sambil tersenyum lebar.
Karena terlalu berat, akhirnya dia mengaitkan kaki kirinya di sebuah pohon di sampingnya yang tidak jauh itu.
“Alamak ikan apaan sih nih kok berat banget. Perasaan waktu gue gendong paus aja kagak seberat ini.” Katanya yang kini sudah berkeringat hebat.
5 menit kemudian.
“Buju buneng capek gue nih ama nih kaitan. Mana sepi lagi kagak ada orang.” Katanya yang sambil mengelap keringatnya itu.
Kini dia sudah sangat basah akibat keringatnya sendiri. Pancingan yang di tariknya itu belum juga berhasil menampakkan bentuk ikan yang di dapatnya.
“WOOYYY TASUKETEE!!” Teriaknya
“Siaaalll gak ada orang lagi nih.” Katanya lirih

Tiba-tiba muncul seorang makhluk mendekatinya. Orang yang sudah sangat di kenalinya. Dia tersenyum lega dan melambaikan tangannya pada malaikat yang mendatanginya itu. Malaikat bergingsul itu berlari menuju pria malang yang sedaritadi tersesat di pinggiran danau karena pancingannya yang abal-abal itu.
“Ternyata lu disini Inoo-chan. Gue daritadi nyariin lu tau. ” Kata manusia bergingsul itu.
“Bacot lu bantuin gue skarang.” Kata pria berkulit putih pucat yang bernama Inoo itu yang sudah sedari tadi berusaha menarik pancingannya namun hasilnya nihil.
“Bantuin apaan No?” tanya si gingsul polos.
“Angkat pancingan gue. Susah banget daritadi kagak mau nih gue angkat.” Kata Inoo.
“Lu oon sih. Mungkin ikan lu nyangkut di dalam.” Ucap si gingsul innocent
“Masa sih? Kalo gitu lu nyelam dulu deh ngecek ikannya nyangkut dimana.” Balas Inoo tak kalah polosnya.
PLETAKK!
Sebuah jitakan mendarat di kepala Inoo.
“Areee ittai!!” kata Inoo meringis sambil mengelus kepalnya.
“Sudahlah abaikan saja ikan di dalam situ. Percuma lu mancing ikan di danau ini. Dan asal lu tau yee di danau ini Cuma ada buaya kagak ada ikannya. Mungkin yang di pancingan lu itu buaya.” Kata si gingsul menakuti Inoo.
“Ah masa? Jangan nakutin dong. Kalo emang buaya, pasti udah naek daritadi.” Inoo mulai ketakutan.
“Ahelaaah buaya zaman skarang doyannya berendam dulu. Kalo udah, baru mereka muncul kagak pernah search di google sih lu.” Kata si gingsul
“Yasudah kalo gitu kita pergi saja sebelum buayanya muncul. Gue belom mau mati nih.” Inoo meremas lengan si gingsul.
“Lu tolol sih. Masa mahasiswa meiji bisa setolol lu.” Si gingsul mulai mengolok Inoo
“Kampreett lu Hika ngatain gue tolol. Udah yuk cabut.” Balas Inoo sambil berjalan meninggalkan tempat itu.
“Hei radiomu ketinggalan.” Kata pria gingsul bernama Hika itu sambil mengangkat radio.
“Bukan punya gue. Lagian mana mau gue denger radio trus lagunya diulang-ulang yang itu mulu (Kokoro no Tomo). Mungkin radio keramat kali.” Ucap Inoo yang membuat Hika ngeri.
“Hiii sialan lu. Udah yuk cabut.” Kata Hika melempar radio itu masuk ke dalam danau tersebut kemudian mereka berdua pergi meninggalkan danau tersebut.
Di sebuah taman yang sejuk, ada dua orang pria lain yang sedang bermesraan duduk sambil menikmati teh hijau hangat mereka.
“Takaki-san, disini benar-benar seperti surga ya. Hmm,” kata seorang pria tinggi kurus namun tampan  kepada pria di sampingnya yang bernama Takaki itu.
“Iya Yabu-kun, sangat menyenangkan bila kita bisa bersantai seperti ini setiap hari.” Kata Takaki sambil meneguk tehnya.
“Benar-benar surga.” Katanya Yabu.
“Iya surga.” Balas Takaki
“Ini adalah surga dunia.” Kata Yabu lagi.
“Iya surga dunia.” Balas Takaki lagi.
“Hmm..”
“Hmmm…”
“Eh lu ikutin gue mulu. Yang kreatip napah.” Kata Yabu marah karena daritadi Takaki mengikuti kata-katanya.
“Yee siapa yang ikutin elu.” Kata Takaki membantah.
“Ah yasudah mari kita nikmati teh sore ini.” Kata Yabu sambil mengangkat cangkir tehnya.
“Cheers?”
“Cheerss…” Balas Takaki.

Ketika sedang santainya, muncul kedua makhluk.
“Woy ngapain disini?” kata Hika mengagetkan mereka.
“Ahelaaah ganggu banget orang lagi pacaran santai aja. Mau gabung?” Kata Yabu menawarkan.
“Hmm bolehlah.” Kata Inoo mengambil tempat.
“Eh tau gak masa tadi Inoo-chan mancing di—“ belum lagi selesai, wajah tampan Hika di muncratin teh panas dari dalam mulut Inoo.
“Maaf sob, kagak sengaja.” Kata Inoo sambil memasang wajah tanda ancaman pada Hika.
“Sab sob sab sob.” Hika monyong dan menyeka mukanya yang basah itu.
Tiba-tiba datang seorang kakek tua berambut putih, berjanggut pirang emas, gigi emas, berkacamata kuda, dan tentunya sudah bau tanah. Kakek itu berjalan mendekati keempat pria yang sedang bersantai di halaman belakang kantor agensinya itu.
“EHEMM!” kata Kakek tua itu berdehem di belakang mereka.
“Suara siapa sih itu kok aneh yaa.” Kata Hika
“Kedengarannya udah gak asing lagi sih.” Ucap Inoo lagi.
“EHHEEMM!” Kakek itu berdehem lagi.
“Loh dia “EHEM” lagi.” Kata Yabu.
“Kok suaranya mirip Kitagawa-sama ya?” Kata Takaki yang mulai mendapat firasat buruk.
“Bukan. Paling itu suaranya Ryutaro yang niruin. Dia kan paling demen niruin suaranya Kakek Tua Bangka itu.” Jawab Inoo santai.
Tiba-tiba………..
PLETAKK! PLETAKK! PLETAKK PLETAKK!
Empat jitakan mendarat sempurna di kepala empat pria tersebut.
“ITTAIII” ucap keempat pria tersebut bersamaan.
“Siapa yang bilang saya Kakek Tua Bangka tadi?
Mereka pun menoleh ke belakang. Didapatnya seorang Kakek tua yang sedang berdiri sambil menaruh kedua tangannya di pinggang.
“Ah anouuu…” kata Inoo gugup.
“Kamu ya Inoo-sama?” kata Kakek Tua itu. Inoo hanya mengangguk pelan dan ketakutan. Dia takut di pecat karena sudah melecehkan nama dari seorang pemimpin agensi yang dia huni ini, Johnny Kitagawa.
“Baguslah kau jujur nak. Karena memang aku sudah tua hiks.” Kakek itu berpura-pura menangis.
Mereka berempat saling bertukar pandangan dengan wajah heran. Tidak di sangka, si Kakek itu menangsi di hadapan mereka.
“Nakanaide Kitagawa-sama.” Kata Yabu
“Sebenarnya aku kesini cuma untuk memberikan tiket untuk keberangkatan kalian.”
“HEH??” ucap mereka bermpat kaget
“Iya. Kalian akan aku berangkatkan kesebuah negara yang sangat indah.”
“Negara apa?” Tanya Hika sambil bersemangat.
“Indonesia.” Jawab Kitagawa.
“Indonesia? Indonesia itu dimana ya?” tanya Inoo polos.
“Ih oon, lu di kampus kagak belajar geografi ya?” Hika geram karena seorang Inoo yang di kenal sangat pintar ini ternyata tidak tahu letak negara Indonesia.
“Kagak tuh.” Balas Inoo polos.
“Hoo gue ingat, Indonesia itu yang dulu pernah dijajah negara kita kan?” kata Takaki.
“BETUL!” kata Kitagawa kesenangan yang reflek langsung memeluk Takaki.
“Hei lepasin dong gue kagak doyan sama orang tua.” Kata Takaki sambil melepaskan pelukannya.
“Iyee gue juga kagak doyan cowok muka preman kayak elu.” Balas Kitagawa.
‘Wah ngeledek nih orang. Pengen banget gue kubur dia skarang’ kata Takaki dalam hati.
“Yasudah cepat sebarkan tiket ini pada yang lain.” Kata Kitagawa sambil memberikan tiket itu.
“Kok Cuma delapan?” Tanya Yabu sambil menghitung tiket yang di berikan Kitagawa.
“Yamada dan Chinen jangan di kasih. Mereka belum bisa bersenang-senang untuk saat ini karena masih ada pekerjaan yang harus mereka lakukan.” Kata Kitagawa.
“Kasihan sekali mereka berdua.” Kata Inoo.
“Yasudah kalau begitu saya pergi dulu.” Si pemilik agensi pergi meniggalkan mereka berempat.
Mereka pun ikut meninggalkan taman belakang tersebut menuju ke ruangan mereka, Hey!Say!JUMP.

Di dalam ruangan, hanya ada empat anggota. Daiki, Ryutaro, Keito, dan Yuto.
……….
“TIKET KE INDONESIA? YATTAAAA!!” kata mereka berempat bersemangat.
“Tapi tanpa Yama-chan dan Chii-chan.” Lanjut Yabu.
“Loh kok gitu?” Tanya Yuto.
“Katanya mereka masih ada pemotretan, rekaman, dan sebagainya.” Lanjutnya lagi.
“Hahahaha kasihan sekali mereka berdua.” Tawa Daiki.
Tiba-tiba masuklah kedua manusia yang sedang hot dibicarakan tersebut.
“Hueeeeehh aku juga mau ikutan ke Indonesia.” Terdengar suara tangis seorang bayi bocah bergigi kelinci tersebut.
“Yang sabar ya. Nanti kalian bisa nyusul kok tapi kagak geratiisss.” Ucap si bungsu bermata bulat tersebut sambil tersenyum nakal.
“Kalian semoga hepi ya disana.” Kata si gembul berpipi bulat itu yang terlihat sangat sedih.
“Sudah pasti hepi dong. Indonesia kan surga dunia bukan neraka dunia kayak tempat ini hahahaha.” Kata Daiki tertawa lebar.
“Hueeeee tega cekaliii huks.” Si gigi kelinci menangis.
“Yang sabar aja Chii, mereka bukan mau berperang tapi berlibur jadi jangan bersedih begitu.” Kata pipi gembul menenangkan.
“GUE SEDIH DONGO GARA-GARA GUE MA ELU KAGAK DIAJAK.” Kata gigi kelinci itu marah.
“Iya gue juga sedih Chii huks.” si Pipi gembul juga menangis.
“HAHAHAHAHAHAHAAHAHAHA CACIAAAAANN DEH LU.” Daiki dan Ryutaro tertawa terbahak-bahak sedangkan yang lain hanya tertawa pelan. Yamada dan Chinen malah menangis menjadi-jadi sambil berpelukan.

……………….. –Hari Keberangkatan-……………...

“Kalian nanti disana akan menginap di sebuah rumah mewah yang pokoknya komplit deh jadi gak usah khawatir.” Kata Kitagawa-sama.
Sepasang tangan kedelapan anak itupun menadah di depan Kitagawa.
“Apa maksudnya ini?” Katanya heran.
“MINTA UANG JAJAN!!” kata mereka berempat kompak.
“Hoo gampaaang.” Kata Kitagawa sambil mengeluarkan delapan ban uang untuk di berikan pada mereka berdelapan.
“ARIGATOU GOZAIMASU” kata mereka sambil membungkuk.
“Yasudah. Hati-hati ya disana. Nanti ada seseorang yang menjemput kalian. Dia seorang wanita muda yang masih bersekolah berambut pendek sebahu, matanya sipit, memakai behel,  tingginya seperti Ryutaro.” Kata Kitagawa menjelaskan.
“Ano mau tanya kenapa tiba-tiba Anda berbaik hati memberikan Holidays ini pada Kami?” tanya Yabu.
“Karena aku pernah melihat Hikaru yang sedang tidur lalu mengigau ingin pergi ke Indonesia kemudian melihat iklan di TV ‘Visit Indonesia 2010’ makanya Saya langsung berpikiran untuk memberi liburan ini pada kalian.” Kata Kitagawa lagi.
“Dan bagus Anda menahan YamaChii untuk tidak ikut. Itu bisa mengurangi beban kami.” Kata Daiki ceria.
“Ini karena permintaan dari Nakayama Yuma karena dia ingin membuat pesta untuk mereka bertiga makanya aku menurut saja.” Kata si Kakek menangguk-angguk.
“Hahaha baguslah aku sangat senang mendengarnya.” Kata Daiki lagi tersenyum lebar.
“Yasudah itu pesawatnya sudah mau berangkat. Kita berjumpa sebulan lagi ya. SAYONARA!!” kata Kitagawa sambil melambai-lambai.
Akhirnya kedelapan pria itu memasuki pesawat.
Yabu duduk dengan Takaki, Hika dengan Inoo, Daiki dengan Ryutaro, dan Yuto dengan Keito (mau aja nih author).
“Huwaaaa pasti penggemar kita di Indonesia banyak juga.” Kata Daiki yang mulai mengkhayal di gerubungin para penggemarnya.
“Dasar tukang ngigo.” Kata Ryutaro kesal.
“Hika, igauanmu itu bawa keberuntungan ya. Dan akhirnya kita di kasih liburan juga.”Kata Inoo sambil bersandar di kursi.
“HIKARUUUU.” Kata Hika bangga dan ikut bersandar di kursinya.

Pesawat mereka pun terbang menuju INDONESIA <3

Huaaaaa Chapter 1 nanti author muncul. Yihaaaaaa yang mau muncul juga boleh kok. Di komen aja ya tapi maaf kalo bagiannya Cuma dikit hehehe. Sanchuu udah baca :* -lempar ciuman kuda-

Tidak ada komentar:

My Charming Prince

My Charming Prince
Noctis Lucis Caelum

OkaJima itsumademo

OkaJima itsumademo
Okamoto Keito and Nakajima Yuto

What the date today?

Cuteki cute