Leave your Comments

Kamis, 02 September 2010

[Fanfic] Holidays in Indonesia -Chapter 1-


Title: Holidays in Indonesia –Chapter 1-
Type: Multichapter
Author: Liken yang polos –ditembak basoka-
Cast: Yabu Kota, Takaki Yuuya, Inoo Kei, Yaotome Hikaru, Arioka Daiki, Okamoto Keito, Nakajima Yuto, Morimoto Ryutaro
Genre: Comedy failed
Rating: SU
Disclaimer: Sepuluh tahun lagi, Ryutaro akan menjadi suami saya –dibakar fansu-
A/N: Failed Comedy. Maaf kalau kagak lucu yaa.

“WELCOME TO INDONESIA”

Tujuh jam penerbangan dan akhirnya sampai juga mereka tiba di bandara Soekarno-Hatta, Jakarta. Tanpa di duga oleh seorang Arioka Daiki, selama perjalanan dia membayangkan akan di sambut meriah oleh para penggemarnya. Di sorakin para gadis-gadis, di jepretin wartawan, di kasih hadiah spesial, nama Arioka Daiki di elu-elukan, dan membuat si gadis penjemput kebingungan. Tapi yang di bayangkannnya itu hanya khayalannya saja.
Ketika turun dia memandang sekitar bandara dengan wajah heran. Tidak ada wartawan, tidak ada teriakan para gadis, tidak ada hadiah.
“Loh loh kenapa kok kayak gini sih?” tanyanya kebingungan.
“Kayak gini bagaimana maksud lu?” tanya Hika yang tak kalah bingungnya dengan pertanyaan Daiki.
“Mana wartawan, mana para gadis, mana teriakan hebohnya, mana hadiahnya. MANA SEMUANYA?” kata Daiki panik.
“BANGUN WOI BANGUUNN. NGIGO MULU LU DARITADI. BANGUUUUUNN..” Teriak Ryutaro tepat di telinga Daiki yang membuat telinganya sedikit budek terganggu.
“Yaelah mungkin mereka gak tau kali kita kesini.” Kata Yuto.
“Hahahaha Daichan, You’re so funny.” Keito tertawa melihat wajah bodoh Daiki.
“BRISIIIKKK. Bodoh ah gue yakin nih pasti si tua bangka itu gak ngasih kabar kesini biar kita gak usah ada penjemputan.” Katanya kesal.
“Haduh bego ini bocah. Kan kita di jemput sama seorang gadis.” Kata Inoo.
“Eh ngomong-ngomong soal jemputan, kok belom nampak sih batang hidung tuh cewe?” tanya Takaki.
Tiba-tiba Ryutaro melihat seorang gadis berambut pendek yang seperti di beritahukan oleh Kitagawa ciri-cirinya, sedang berdiri mengangkat baliho Hey!Say!JUMP papan kecil bertuliskan ‘HeysayJum’ yang membuat para anggota kesal karena tulisannya salah.
“Dasar gadis bodoh, menulis saja salah. Tidak cocok dia jadi siswi sekolahan.” Kata Daiki kesal.
“Yasudah ayo kita kesana, mungkin dia sudah tunggu daritadi.” Kata Yabu dan di ikuti para anggota lainnya.
Mereka menghampiri gadis yang mengangkat papan kecil itu. Gadis itu melihat mereka dengan wajah heran.
“Hei, kau yang menjemput kami ya?” tanya Yabu pada gadis itu.
“Mungkin dia tidak mengerti.” Kata Takaki.
“Keito, coba pake bahasa Inggris.” Kata Yabu lagi.
“Excuse me, We are Hey!Say!JUMP. We’re from Japan. You know Kitagawa-sama?” Tanya Keito.
“Kagak usah bacot, gua ngarti kalian ngomong apa. Ayok cabut, capek gua nunggu daritadi.” Kata gadis itu enteng sambil berjalan meninggalkan mereka.
“Hah? Ternyata dia tau bahasa gaul kita juga ye hahaha hebaaatt.” Yuto tertawa sambil berjalan mengikuti gadis itu dan diikuti yang lainnya.
…………..
Mereka tiba di pintu keluar bandara.
“Barang-barang kalian sudah diantar ke rumah jadi kita tunggu mobil yang lain saja.” Kata gadis itu cuek.
“Anou, kalo boleh tau, nama elu sape ya?” Tanya Inoo.
“Hajimemashite, watashi wa Secchi desu. Watashi wa juugo sai desu. Dozo yoroshiku onegaishimasu.” Kata gadis yang bernama Secchi itu sambil membungkuk.
“Yoroshiku. Ore wa Yabu Kota desu.” Seru Yabu.
“Ore wa Takaki Yuuya desu.” Seru Takaki.
“Ore wa Inoo Kei desu.” Seru Inoo.
“Ore wa Yaotome Hikaru desu.” Seru Hika.
“Ore wa Arioka Daiki desu.” Seru Daiki.
“Ore wa Okamoto Keito desu.” Seru Keito.
 “Ore wa Nakajima Yuto desu.” Seru Yuto.
“Ore wa Morimoto Ryutaro desu.” Seru Ryutaro.
“Oretachi wa Hey!Say!JUMP desu. Yoroshiku Onegaishimasu.” Seru mereka serempak.
“Hahaha gue juga udah tau kali, orang gue ngefans sama kalian. Bego sekali ya kalian hahaha.” Kata Secchi sambil tertawa yang membuat mereka semua kesal.
“Yasudah. Mana nih mobil yang akan kita tumpangi?” tanya Daiki kesal.
“Bentar lagi nyampe kok tenang aja.” Kata Secchi sedikit menggoda Daiki cuek.

Beberapa menit kemudian, datang sebuah mobil Toyota Avanza yang tepat berhenti di depan mereka. Seorang supir turun dan membuka pintu-pintu mobil tersebut.
“Maaf Non, tempat duduknya hanya muat tujuh orang saja Non di tambah saya jadi delapan. Duanya harus di pangku Non.”
“Wah gawat nih mobilnya kagak muat. Yasudah siapa yang mau di pangku?” tanya Yabu.
“Inoo-chan, biar lu gue yang pangku aja, lu kan kurus.” Kata Hika yang membuat Inoo kesal namun dia harus menyerah karena memang dia kecil.
-Keadaan dalam mobil-
Yuto, Keito, dan Ryutaro harus menerima kenyataan bahwa mereka harus duduk selama dua jam dengan keadaan memangku seorang sumo Daiki namun itu tidak masalah karena di banding dengan mereka berat Daiki masih di bawah mereka.
Hika dengan genitnya duduk sambil memangku Inoo namun Inoo kesal karena atap mobil itu pendek sehingga dia harus menerima resiko yaitu membungkuk. Sedangkan Yabu dan Takaki hanya terkikik melihat kejahilan Hika pada Inoo.
Secchi duduk dengan aman di samping supir sambil memandang ke belakang dan tertawa melihat Inoo dan Daiki harus menerima resiko yaitu duduk di pangku.
“Hei kacanya di naikin dong, gue kagak mau di lihat orang dari luar nih.” Kata Inoo kesal.
“Tenang Nono cuyuuung, akang Yabu akan menaiki kacanya.” Kata Hika menggoda.
“Hahaha iya ini gue naikin kacanya.” Yabu tertawa geli ketika mendengar rayuan dari Hika tadi dan segera menaikkan kaca mobil.
“Najis amat lu manggil gue Nono cuyung.” Inoo kesal lalu mencubit kuat paha Hika.
“AWWW ITTAI! Ih cuyung genit nih maen cubit-cubitan. Udah gak tahan yah cuyung?” Hika semakin menjadi menggoda Inoo.
“HIKAAAARRRRUUUUUUUUUU.” Inoo berteriak keras dari dalam mobil dan membuat supir langsung me-rem gas mobilnya.
“Ada apa sih teriak-teriak kayak di hutan kayak gitu.” Tanya Secchi kesal. Sementara yang lain hanya tertawa ketika mendengar suara teriakan tadi.
“Inoo-chan, lu teriak udah kayak orang mau di perkosa aja hahaha.” Daiki tertawa sambil loncat-loncat membuat paha Keito kesakitan.
“Woi Daichan, paha gue bukan spon ye buat lu loncatin. Sakit nih.” Keito mengomeli Daiki.
“Hei gantian dong, paha gua pegel nih mangkuin lumba-lumba ini.” Kata Keito sambil mendorong pantat Daiki menggeser ke paha Yuto.
“Haduh nasib skaran giliran gue. Ryutaro abis ini lu ye.” Kata Yuto yang mulai kesal.
“Ini brasa ya gue duduk di atas papan. Kagak ada empuknya nih paha.” Kata Daiki.
“BACOT LU. Kagak bersyukur lu gua pangkuin kalo kagak udah gua lempar keluar nih.” Kata yuto kesal.
“Yaudah Pak lanjut jalan lagi. Tarik maaaang.” Kata Hika pada supir.
Akhirnya mereka kembali meneruskan perjalanan.
Selama perjalanan, Inoo bosan dengan lagu yang di putar supir hanya lagu band Indo yang gak jelas yang membuat telinganya panas.
“Pak ada lagu Hey!Say!JUMP gak?” tanyanya pada supir.
“Hmm bentar ya den.” Kata si supir sambil tangan kirinya mengambil kaset dan memasukkannya dalam DVD.
“Nah akhirnya ada lagu kita juga ya hahaha.” Kata Daiki bersemangat.
Terdengar suara musik, namun berbeda dengan apa yang mereka pikirkan. Bukan musik dari lagu Ultra Music Power, Dreams Come True, Your Seed, Mayonaka no Shadow Boy, atau Hitomi no Screen. Terdengarlah lirik yang aneh dan musik yang aneh.
Mulut kumat kemot, matanya melotot
Lihat bodi semok pikiranmu jorok
Sorry sorry sorry Jack jangan remehkan aku
Sorry sorry sorry bang ku bukan cewek murahan. –belom apa-apa udah di reff-
“Itu lagu apaan sih norak amat.” Kata Inoo kesal.
“Ini kan lagu Keong Racun den.” Balas si supir.
“NORAAAAAAKKK ganti ganti.” Kata mereka serempak.
“Woi Secchi, lu katanya ngefans sama kita masa album JUMP No.1 aja kagak punya sih.” Tanya Daiki.
“Mahal woi. Apalagi noh yang Ten JUMP tuh buset dah. Bilang tuh ke Kitagawa, jangan matre yee. Bayarin gue aja murah banget.” Kata Secchi meluapkan kekesalannya.
“Tapi lu download kan yang JUMP No.1?” Tanya Hika penasaran.
“Download dong. Tapi gara-gara album kalian itu, memori flashdisk gue penuh.” Katanya lagi.
“Sudah sudah. Skarang perjalanan kita masih lama kagak nih?” Tanya Yabu yang mulai kesemutan.
“Kagak lama lagi udah nyampe.” Jawab Secchi.

Dan akhirnya mereka riba juga di kediaman baru mereka, rumah Secchi. Rumah yang halaman depannya cukup luas bisa buat main bola dan juga taman yang di kelilingi banyak tanaman dan bunga-bunga. Rumahnya cukup besar dan bisa memuat kedelapan makhluk nyasar dari negeri Sakura itu untuk tinggal di rumahnya.
“Ayo masuk, kamar untuk kalian sudah di siapkan.” Katanya sambil mempersilahkan mereka masuk.
Di dalam, mereka melihat berbagai foto terpajang di dinding maupun di meja-meja kecil. Foto keluarga besar Secchi dan ada juga foto yang sangat besar tergantung di ruang tamu. Foto berempat yaitu Secchi, Kakak (perempuannya), Ibu, dan (Alm) Ayahnya –loh jadi beneran isi rumah gue nih-.
“Wah pasti yang di sebelah kiri itu Neechanmu ya? Kawaii ne.” Kata Hika sambil menatap foto keluarga itu.
“Iya. Skarang dia sedang kuliah di luar kota.” Jawabnya.
“Ayah dan Ibumu kemana?” tanya Hika lagi.
“Ayahku sudah empat tahun meninggal, sedangkan Ibuku sedang ada tugas di luar kota untuk saat ini.” Jawabnya lagi.
“Berarti lu sendiri dong.” Kata Inoo.
“Hmm begitulah tapi gapapalah skarang gue kan udah di temenin sama kalian semua.” Kata Secchi sambil tersenyum.
“Iya. Dan mulai hari ini hingga satu bulan nanti kita akan bersama-sama terus. Tenanglah Sechan, kau melindungi kami, kami juga melindungimu.” Kata Yabu dan membalas senyuman Secchi.
“Iya mulai sekarang kita saling melindungi, deshou?” kata Yuto semangat.
“Sou desu ne. Sa, gue bakal tunjukin kamar kalian. Tapi maaf ya karena rumah ini kamarnya terbatas, jadinya kalian harus tidur sekamar empat orang. Bagaimana?” tanyanya.
“NANI?? BEREMPAT??” mereka syok dan saling bertukar pandang.
“Iya. Kamar Ibu dan Kakak gue di kunci, kalo gak pasti kamar gue bisa kalian pake. Di belakang hanya ada gudang saja. Yang tersisa hanya dua kamar. Tidak apa kan?” tanyanya lagi.
“Hmm yasudah bagaimana kalo BEST tidur sekamar saja tanpa Daiki. Daiki, elu tidur bareng mereka bertiga (Keito, Yuto, Ryutaro). Bagaimana?” tanya Yabu yang memberi saran itu. Namun Daiki murung.
“Tapi aku anggota BEST bukan 7.” Katanya lemas.
“Mukamu masih kekanakan, jadi cocok saja bergabung dengan mereka bertiga.” Tukas Takaki.
“Muka kekanakan namun usia tua.” Kata Hika mengejek.
BLETAAKK!
Sebuah jitakan mendarat di kepala Hika yang membuatnya meringis.
“ITTAIIIIIII. Dasar pendek.” Hika semakin mengejek Daiki.
“Hei berhenti! Kita ini numpang di rumah orang jadi jaga sikap kalian.” Yabu memarahi Hika dan Daiki.

Akhirnya mereka setuju dengan pendapat Yabu dan berjalan ke kamar masing-masing.
-Kamar Yabu cs-
“Kamarnya luas ya dan sudah di siapkan empat ranjang juga.” Kata Hika yang langsung membantingkan badannya di atas ranjangnya.
“Hmm lumayan lah ada empat ranjang daripada hanya satu kan gawat.” Kata Yabu yang juga membaringkan badannya.
“Toiletnya Cuma satu, tapi mungkin di luar ada yang lain.” Kata Inoo sambil membuka pintu kamar mandi itu namun keras. Tidak bisa di buka. Dia sudah berusaha menekan dan mendorong kedepan namun tidak bisa.
“Hei pintu kamar mandinya rusak nih. Bagaimana dong?” katanya panik karena sudah kebelet pipis.
“Coba gue buka.” Kata Hika sok pahlawan yang dengan sekuat tenaganya namun tetap tidak bisa juga. Sementara Inoo sudah tidak tahan lagi. Rasanya air kencingnya itu akan segera keluar namun dia berusaha menahannya. Dia menjepit kedua pahanya dan berlari kesana kemari untuk menahan kencingnya agar tidak keluar.
“Dasar bodoh, ini tuh pintu yang di dorong ke samping.” Kata Yabu yang membuka pintu ke samping. Akhirnya terbuka juga. Sementara Takaki melihat Inoo sudah bernapas lega. Rupanya air kencingnya sudah membasahi karpet di kamar itu. Inoo tersenyum karena yang di tahan akhirnya keluar juga.
“INOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOO…….” Mereka bertiga berteriak karena Inoo NGOMPOL.
“Maap cuy udah kagak nahan. Kelamaan sih akhirnya keluar juga deh hehehe.” Inoo tertawa sambil menggaruk-garuk kepalanya.
“Idih jorok banget sih lu. Buruan keluar sana bersihin tuh badan lu, bau kencing semua.” Kata Takaki sambil menutup hidungnya.
Inoo pun keluar membawa handuk serta bajunya untuk mandi di kamar mandi luar.
“Gue heran deh tuh orang lama-lama begonya keterlaluan ya.” Kata Takaki sambil memakai sarung tangannya. Rupanya mereka bertiga ini memakai sarung tangan serta masker untuk membawa keluar karpet tadi yang basah akibat ulahnya Inoo.
“Percuma skolah di Meiji tapi gobloknya bukan main.” Kata Hika sambil mengangkat ujung karpet.
“Keterlaluan!” Yabu juga ikut mengomel namun tetap mengangkat karpet itu dengan berat hati juga.
Sementara Inoo sedang terkikik di kamar mandi dan membersihkan seluruh badannya sambil bernyanyi di kamar mandi.
“Hitomi no naka utsuru sekai afure sou na kanashimi demo. Bokutachi wa mou ii janai ge naisa seishun sutorii. Me wo korashite utsumu nagara hikari kitto sagashidasusa, namida no saki wo mitai kara.” Inoo berteriak sekencangnya namun tidak ada yang peduli. Dia bernyanyi sekerasnya layaknya kamar mandi itu miliknya seorang.
“Dasar bodoh dia malah bernyanyi seperti orang gila di dalam situ. Awas lu kalo keluar gue sumpelin lu pake celana dalamnya Kitagawa.”kata Hika kesal.
Akhirnya mereka bertiga membersihkan karpet kamar itu.

-Kamar Yuto cs-
Seperti kamar BEST, kamar ini juga sudah di sediakan empat ranjang masing-masing dan satu kamar mandi.
“Huaahh sungguh perjalanan yang melelahkan.” Kata Ryutaro membaringkan tubuhnya di ranjangnya yang dia tempati di ujung tembok dekat pintu kamar.
“Hei aku kebelet nih. Pintu kamar mandinya tidak bisa di buka.” Kata Yuto panik karena dia juga kebelet tapi dia ini kebelet pengen boker.
“Wah norak lu Yuto, itu di dorong kesamping lah.” Kata Daiki.
“Lu yang norak, pret.” Kata Yuto sambil membuka kesamping pintu kamar mandinya. Dan akhirnya dia masuk dan melaksanakan kewajibannya.
Tujuh menit Yuto masih di dalam.
“Yuto cepetan dong gue kebelet pipis nih.” Kata Daiki sambil mengetuk-ngetuk pintu kama mandinya.
“Belom selesai nih. Banyak banget yang belom keluar.” Teriak Yuto dari dalam.
“Wah sial lu gue udah kagak tahan nih.” Katanya sambil menahan dan menjepit eeknya agar bisa menahan keluarnya air kencingnya.
“Diluar saja. Gue mau sekalian mandi nih.” Balasnya lagi yang membuat Daiki sudah tidak tahan lagi.
Daiki segera berlari keluar namun belum lagi membuka pintu, air kencingnya sudah keluar dan membuat Daiki lega dan tersenyum tenang. Ryutaro yang melihatnya pun kaget karena Daiki kencing di depan pintu kamarnya dan air kotornya itu mengalir hingga mengenai sepatu kesayangan Ryutaro.
“WOIIII DAIKIIIIII. ALAMAAAAAAKKK SPATU GUEEEEE.” Ryutaro berteriak sambil meloncat kebawah untuk menyelamatkan sepatunya dari genangan air pasang.
“Maap Ryuu udah kagak nahan. Si Yuto kelamaan.” Katanya polos.
“Tapi jangan di depan pintu, GOBLOKKK!!” kata Ryutaro sambil menggeplak kepala Daiki dengan sepatunya.
“Ah Ryuu, brasa mau terbang kalo sudah keluar.” Daiki tidak peduli dengan geplakan sepatu Ryuu dan kembali tersenyum lega.
KREEKK!! Pintu kamar terbuka. Keito masuk dan kaget melihat Daiki tersenyum sambil merem di depan pintu kamar.
“Ada apa ini? Kenapa Daichan seperti orang bego?” Keito bertanya pada Ryutaro.
“Dia ngompol tuh.” Katanya kesal dan membuat mata sipit Keito terbelalak dan terbuka lebar. Keito kaget.
“WHATTT??” dia berteriak kaget lalu….
BRAKKK!! Keito menutup pintu dengan kencang dan berlari ke tempat lain sementara Daiki keheranan.
Yuto akhirnya keluar dan heran melihat cairan warna kuning dan bau itu mengalir ke arahnya.
“Ryuu air apa ini?” tanyanya pada Ryutaro.
“Daichan ngompol.” Jawabnya singkat. Yuto kaget.
“DAICHAAAAAAAAAAAANNNNNNNNN….” Yuto berteriak dan Daiki pun kabur meninggalkan kamar.

Baru datang aja udah kacau gini apalagi kedepannya? Maaf ya kalo gak lucu. Silahkan di caci maki fanfic bodoh ini.  Kritik dan sarannya di tunggu lewat komen yaa. Terima kasih sudah mau baca J

Tidak ada komentar:

My Charming Prince

My Charming Prince
Noctis Lucis Caelum

OkaJima itsumademo

OkaJima itsumademo
Okamoto Keito and Nakajima Yuto

What the date today?

Cuteki cute